Pramuka
adalah proses pendidikan di luar lingkungan jam belajar sekolah dan di luar lingkungan
keluarga, dalam bentuk kegiatan yang menarik; menyenangkan; sehat; teratur;
terarah; praktis, yang dilakukan di alam terbuka, dengan prinsip dasar
kepramukaan dan metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya adalah pembentukkan
watak; akhlak; dan budi pekerti luhur.
Gerakan Pramuka Gudep 01163-01164, Pangkalan SMP Negeri 2 Garut |
Pramuka
Siaga
Siaga adalah sebutan bagi anggota
Pramuka, yang berusia antara 7 hingga 10 tahun. disebut Pramuka Siaga karena
sesuai dengan kiasan masa perjuangan bangsa Indonesia, yakni: ketika rakyat
Indonesia “menyiagakan” dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya
organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa
Indonesia.
Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga,
terdiri dari: Dwi Satya –Janji Pramuka
Siaga, dan Dwi Dharma –Ketentuan
Moral Pramuka Siaga.
Dwi Satya: “Demi Kehormatanku, Aku
Berjanji, Akan Bersungguh-sungguh: (1) menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan,
Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti Tatakrama Keluarga; (2) setiap hari
berbuat kebajikan.”
Dwi Dharma: (1) Siaga berbakti kepada
ayah dan ibundanya; (2) Siaga berani dan tidak putus asa.
Dua Kode Kehormatan tersebut di atas,
adalah standar moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di
masyarakat.
Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga,
disebut: Barung –biasanya terdiri dari 5
hingga 10 anggota. Barung –berarti:
“tempat penjaga ramuan bangunan” diberi nama dengan warna, misal: Barung
Hijau; Barung Merah; dan lain-lain. Sebuah Barung beranggotakan paling banyak
sepuluh orang Pramuka Siaga, dan dipimpin oleh seorang Pinrung –Pemimpin Barung yang dipilih oleh Barung itu
sendiri. Masing-masing Ketua Barung, nantinya, akan memilih satu orang dari
mereka yang akan menjadi Sulung –Pemimpin
Barung Utama. Setiap empat Barung –kurang
lebih beranggotakan 40 orang, dihimpun dalam sebuah Perindukan. Sebuah
Perindukan dipimpin oleh Sulung.
Syarat Kecakapan Umum (SKU) merupakan
syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga, untuk mendapatkan
Tanda Kecakapan Umum (TKU) –yang
berbentuk sebuah Janur, dikenakan pada lengan baju sebelah kiri di bawah Tanda
Barung. TKU dalam Pramuka Siaga, terdiri dari tiga tingkatan: Siaga Mula;
Siaga Bantu; dan Siaga Tata.
Pembina Pramuka Siaga Putra, dipanggil
dengan sebutan: Yanda. Sedangkan Pembina Pramuka Siaga Putri, dipanggil dengan
sebutan: Bunda.
Pembantu Pembina Pramuka Siaga Putra,
dipanggil dengan sebutan: Pakcik. Sedangkan Pembantu Pembina Pramuka Siaga
Putri, dipanggil dengan sebutan: Bucik.
Kegiatan untuk Pramuka Siaga, salah
satunya adalah: Pesta Siaga –berupa Persari
(perkemahan satu hari), tanpa menginap. Pesta Siaga diselenggarakan dalam
bentuk: Permainan Bersama –berupa
kegiatan keterampilan kepramukaan yang dikemas dengan permainan, Pasar
Siaga –berupa simulasi dari situasi di
pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga, dan Pentas Seni Budaya.
Kakak Pembina Pramuka, Pangkalan SMPN 2 Garut. |
Pramuka
Penggalang
Penggalang adalah sebuah tingkatan dalam
Pramuka, setelah Siaga. Biasanya, anggota Pramuka Penggalang berusia antara 11
hingga 15 tahun. Pramuka Penggalang memiliki beberapa tingkatan dalam
golongannya, yakni: Penggalang Ramu; Penggalang Rakit; Penggalang Terap; dan Penggalang
Garuda.
Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang,
terdiri dari: Tri Satya –Janji Pramuka
Penggalang, dan Dasa Dharma –Ketentuan
Moral Pramuka Penggalang.
Tri Satya: “Demi Kehormatanku, Aku
Berjanji, Akan Bersungguh-sungguh: (1) menjalankan kewajibanku kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila;
(2) menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat; (3)
menepati Dasa Dharma.
Dasa Dharma: (1) takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa; (2) cinta alam dan kasih sayang kepada manusia; (3) patriot yang
sopan dan kesatria; (4) patuh dan suka bermusyawarah; (5) rela menolong dan
tabah; (6) rajin, terampil, dan gembira; (7) hemat, cermat, dan bersahaja; (8)
disiplin, berani, dan setia; (9) bertanggung jawab dan dapat dipercaya; (10)
suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Dua Kode Kehormatan tersebut di atas,
adalah standar moral bagi seorang Pramuka Penggalang dalam bertingkah laku di
masyarakat.
Satuan terkecil dalam Pramuka
Penggalang, disebut: Regu. Regu dalam Pramuka Penggalang, memiliki nama-nama
untuk mengidentifikasi Regu tersebut. Nama Regu putra, biasanya diambil dari
nama-nama binatang, misal: Regu Harimau; Regu Elang; dan lain-lain. Sedangkan
nama Regu putri, biasanya diambil dari nama-nama bunga, misal: Regu Mawar; Regu
Melati; dan lain-lain. Setiap Regu dipimpin oleh seorang Pinru –Pimpinan Regu. Dalam Gugus Depan
Penggalang –dapat berisi lebih dari satu
Regu putra/putri, terdapat anggota yang bertugas untuk mengkoordinir
Regu-Regu tersebut. Anggota tersebut dinamakan Pratama –Pemimpin Regu Utama, untuk putra, dan Pratami –untuk putri. Satuan Pramuka Penggalang yang terdiri dari 4 hingga 5
Regu (kurang lebih 40 orang anggota), dinamakan: Pasukan. Pratama/Pratami
inilah, yang berfungsi sebagai Ketua Dewan Pasukan Penggalang.
Pembina Pramuka Penggalang, dipanggil
dengan sebutan: Kakak.
Kegiatan Pramuka Penggalang, salah
satunya adalah: Jambore. Jambore merupakan pertemuan Pramuka Penggalang, dalam
bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh Kwartir Gerakan Pramuka,
seperti: Jambore Ranting; Jambore Cabang; Jambore Daerah; Jambore Nasional;
Jambore Regional; dan Jambore se-Dunia.
Kakak Pembina Pramuka |
Penegak
Penegak adalah tingkatan dalam Pramuka,
setelah Penggalang. Biasanya, anggota Pramuka Penegak berusia antara 16 hingga
20 tahun. Pramuka Penegak memiliki beberapa tingkatan dalam golongannya, yakni:
Penegak Bantara; Penegak Laksana; dan Penegak Pandega.
Satuan terkecil dalam Pramuka Penegak,
disebut: Sangga –terdiri atas 7 hingga 10
orang anggota. Sangga dipimpin oleh salah seorang Penegak, yang disebut:
Pinsang –Pimpinan Sangga. Setiap
empat Sangga, dihimpun dalam sebuah: Ambalan. Sedangkan Ambalan, dipimpin oleh
Pradana. Nama Ambalan, biasanya diambil dari nama pahlawan; nama tokoh
pewayangan; dan lain sebagainya. Di dalam Ambalan, terdapat struktur organisasi
yang lengkap, seperti: Kerani –juru tulis;
Juang –juru uang; Juru Adat atau Pemangku
Adat; dan Anggota.
Pramuka Penegak, selain aktif di
Ambalannya masing-masing, juga dapat bergabung dalam Saka –Satuan Karya, misal: Saka Bhayangkara –diselenggarakan oleh Polri; Saka Wanabhakti –diselenggarakan oleh Perhutani; dan lainnya.
Kegiatan Pramuka Penegak, salah satunya
adalah: Raimuna. Kata “Raimuna” berasal dari bahasa suku asli di wilayah Yapen
Waropen –Papua, terdiri dari kata
“Rai” dan “Muna” yang artinya: pertemuan ketua suku dalam suatu forum yang
menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan bersama. Raimuna merupakan
pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega, dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh Kwartir Gerakan Pramuka, seperti: Raimuna Ranting; Raimuna
Cabang; Raimuna Daerah; dan Raimuna Nasional.
Dalam Gerakan Pramuka ada tradisi: Ulang
Janji, yakni: pengucapan kembali Tri Satya pada malam Hari Ulang Tahun Gerakan
Pramuka. Ulang Janji hanya untuk Pramuka Penegak; Pandega; dan Anggota Dewasa.
***