Kamis, 07 April 2016

Napak Tilas Putri Belgia



Di Kebun Raya Bogor, Putri Astrid mengabadikan fotonya di bawah tanda petunjuk Jalan Astrid. Sepotong jalan yang menghubungkan Sang Putri dengan Ratu Astrid dan Raja Leopold III dari Belgia (kakek-neneknya) yang tidak pernah dikenalnya.
Astrid Josephine Charlotte Fabrizia Elisabeth Paola Marie, Putri Astrid, Kebun Raya Bogor, 12 Maret 2016.

Napak Tilas Sang Putri di Jalan Astrid
Bagaimana rasanya, seorang cucu mengunjungi tempat dimana dulu kakek-neneknya berbulan madu di situ?
Putri Astrid adalah cucu dari Ratu Astrid dan Raja Leopold III dari Belgia. Ratu dan Raja Belgia itu mengunjungi Lands Plantentuin Buitenzorg –kini bernama: Kebun Raya Bogor pada tahun 1928 dalam rangka bulan madu. Untuk mengenang kedatangan Ratu dan Raja Belgia ke Lands Plantentuin Buitenzorg, pihak pengelola kebun raya pada tahun 1929 membuat petak-petak tanaman bunga sebanyak 29 petak, dan jalan yang mengapitnya dinamai: Jalan Astrid. Pengisi taman ini adalah tanaman bunga Tasbih atau Kana –Canna Hibrida, dengan warna bunga: Merah dan Kuning –sesuai warna bendera Belgia. Sedangkan untuk warna hitamnya, diwakili dengan pohon Tasbih –yang batang dan daunnya berwarna gelap.
Putri Astrid dan rombongan, kemudian melangkah ke Jalan Astrid. Namun, baru beberapa meter menapakinya, Sang Putri melangkah masuk ke lapangan rumput yang berada di kanan Jalan Astrid –lapangan rumput dan Jalan Astrid dipisahkan dengan deretan pohon Damar. Di lapangan rumput itu, Putri Astrid menanam satu bibit rumpun bambu Laka –Bambusa Lako Widjaja, bambu endemik Pulau Timor. Penanaman itu, menandai koleksi tumbuhan terbaru Kebun Raya Bogor. Dengan penanaman bambu itu, diharapkan ada ikatan emosional antara Kebun Raya Bogor serta keluarga dan pemerintahan Kerajaan Belgia yang berlanjut dengan kerjasama penelitian botani yang lebih konkret.
Seusai acara seremonial itu, Putri Astrid –yang tampil bersahaja menaiki kereta wisata biasa, untuk berkeliling Kebun Raya Bogor. Ini berbeda dengan gambaran neneknya dulu –yang tertangkap dalam foto tua koleksi Kebun Raya Bogor, yang berkeliling kebun raya dengan menggunakan kereta roda empat tanpa atap yang ditarik empat ekor kuda. Neneknya, berbusana megah lengkap dengan mahkota kebesarannya.
Putri Astrid berkeliling melintasi Taman Bhinneka, kemudian ke “Pohon Jodoh” –pohon Beringin dan pohon Meranti yang ditanam pada tahun 1866. Sang Putri selanjutnya berhenti di ujung Jalan Astrid, dekat danau Teratai raksasa. Melengkapi kunjungannya, Putri Astrid mengabadikan fotonya di bawah tanda petunjuk Jalan Astrid. Sepotong jalan yang menghubungkan Sang Putri dengan kakek-neneknya yang tidak pernah dikenalnya. Karena lima tahun setelah kedatangannya ke Lands Plantentuin Buitenzorg, Ratu Astrid dan Raja Leopold III meninggal dunia dalam kecelakaan mobil sewaktu melakukan perjalanan menjelajah alam di Swiss. Saat peristiwa itu terjadi, Raja Albert II –ayahanda Putri Astrid, baru berusia tiga tahun. Putri Astrid –yang bernama lengkap Astrid Josephine Charlotte Fabrizia Elisabeth Paola Marie sendiri, merupakan anak kedua dari pasangan Raja Albert II dan Ratu Paola Ruffo.
Ratu Astrid dan Raja Leopold III dari Belgia, kakek-nenek Putri Astrid.

Bulan Madu di Garut
Sudah sejak dulu, Garut menjadi tujuan wisata berkelas dunia. Sejarawan dari Universitas Padjadjaran, Kunto Sofianto, mengatakan, beberapa tokoh terkenal yang pernah berkunjung ke Garut adalah Raja Leopold III dan permaisurinya, Ratu Astrid, pada tahun 1928 dari Belgia; bintang film Charlie Chaplin; serta penyanyi Jerman, Renate Muller dan Hans Albers. Ketika itu, Ratu Astrid dan Raja Leopold III datang untuk berbulan madu, demi memperat cinta yang tengah mekar diantara mereka.
Kabupaten Garut, terkenal dengan kelengkapan sekaligus keunikan daya tarik wisata yang dikenal dengan: Gurilaps –Gunung; Rimba; Laut; Pantai; Situ. Jarak yang tidak begitu jauh dari Bandung itu, menjadikan Garut cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Pernikahan Ratu Astrid dan Raja Leopold III, Belgia.

 
Raja Leopold III (memegang tongkat) dan Ratu Astrid di Lapangan Terbang Bandung, 1928-1929.
Ratu Astrid memasuki pesawat terbang, 1928-1929.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar